CALISTUNG PADA PAUD, PENTINGKAH?
CALISTUNG PADA PAUD, PENTINGKAH?
SALMA,
S.Pd.,M.Pd
Guru Inti Pusat
Belajar Guru (PBG) Kab. Gowa
Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1,
butir 14 menyatakan
bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut”. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini
(Adalilla, S, 2010). Berdasarkan kedua pemaparan tersebut dapat disimpulkan
bahwa PAUD (pendidikan anak usia dini) adalah pembinaan anak usia dini yang
menitikberatkan pada aspek religi, sosial, afektif (sikap/perilaku) dan
psikomotorik anak usia pra sekolah untuk dipersiapkan memasuki usia sekolah.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa Pendidikan
anak usia dini (PAUD) bukan pendidikan untuk mengetahui dan memahamkan tentang
baca, tulis dan hitung (calistung) melainkan,
sebagai rangsangan, peletakan dasar dan pembinaan untuk memasuki usia sekolah. Kalaupun
ada yang bisa disinggung itu adalah bentuk pengenalan. Seperti halnya ,mengenal
adanya huruf, bilangan atau bahkan mengenal cara membaca dan berhitung namun
dengan permainan yang menyenangkan atau melalui gambar-gambar yang menarik.
Berbicara tentang calistung pada PAUD, hingga saat ini
masih menjadi polemik
bahkan dilema. Pendapat yang mengharuskan pada PAUD untuk bisa baca tulis hitung, biasanya dilatar
belakangi oleh keinginan untuk bisa masuk Sekolah Dasar (SD) dengan mudah karena pada
saat tes masuk SD, ada banyak sekolah yang mensyaratkan calon siswanya untuk
bisa baca tulis hitung serta semakin berkembangnya pembelajaran di SD khususnya
di kelas satu yang dianggap tidak mampu diikuti jika belum memperoleh pembelajaran
calistung pada PAUD. Pendapat yang
berlawanan dengan hal tersebut, mengatakan bahwa mengharuskan pada PAUD untuk bisa
membaca dan menulis, berarti memaksakan anak untuk memiliki kemampuan yang
seharusnya baru diajarkan di Sekolah Dasar (Dewi Sartika, 2011:10).
Sejalan dengan itu sebagian besar orangtua bahkan pelaku
pendidikan itu sendiri salah mengasumsikan tentang tujuan dan fungsi dari PAUD.
Mereka menganggap
dan menilai bahwa semua yang berbau
pendidikan itu hanya pada segi kemampuan kognitif serta prestasi dari hal yang
berbau matematika atau akademik dan melupakan prestasi nonakademik sehingga mengabaikan bahkan tidak mau tahu
bahwa selain kemampuan kognitif ada yang disebut skill (keterampilan/pshicomotorik) dan afektif (sikap) yang harus dikembangkan bersama.
Adapun tujuan dan fungsi dari Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yang merujuk pada UU. No 20 tahun 2003 dan pendapat beberapa ahli
adalah:
Tujuan
PAUD:
Secara
umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi
anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha
mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam
pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan.
Fungsi
PAUD:
Fungsi
pendidikan anak usia dini secara umum adalah :
- Mengenalkan
peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
- Mengenalkan
anak pada dunia sekitar
- Menumbuhkan
sikap dan perilaku yang baik
- Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
- Mengembangkan
keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak
- Menyiapkan
anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Dari tujuan dan fungsi
tersebut, jelas bahwa pada Pendidikan
Anak Usia Dini tentang baca, tulis dan hitung bukan suatu hal yang mutlak dalam
proses pelaksanannya melainkan sebagai suatu tahap rangsangan, perkenalan dan
persiapan untuk memasuki jenjang Pendidikan selanjutnya yaitu Sekolah Dasar.
Akan tetapi,
yang menjadi fokus penting pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah
kesiapan fisik dan psikis serta kemampuan social dan emosional anak untuk
beranjak ke jenjang Sekolah Dasar yang lebih kompleks.
Oleh karena itu, perlu disadari oleh semua pelaku pendidikan terkhusus yang
berkecimpung pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan orangtua bahwa anak
usia dini mengenal calistung melalui interaksi dan cara menyenangkan, bukan
duduk manis mendengarkan guru mengajar sama halnya dengan anak usia Sekolah Dasar atau orang dewasa. Sebagai
suatu contoh pada saat minum dimana ada sepuluh anak, namun gelas yang ada
hanya delapan, dengan demikian otomatis dua anak tidak mendapatkan gelas. Hal
itu secara tidak langsung sudah memberikan pengenalan tentang berhitung jumlah
dan kekurangan yang tidak mesti dengan cara menuliskan deretan angka kemudian
berhitung. Demikian halnya untuk membaca,
bisa saja membaca dapat diberikan melalui gambar-gambar menarik dengan warna
yang mencolok dan diberi keterangan nama benda yang ada pada gambar, sehingga
anak akan mengenal tulisan dan membacanya melalui gambar tanpa harus
menghafalkan dan menuliskan sederet huruf dalam situasi formal.
Sumber bacaan
http://mangihot.blogspot.com/2016/12/pengertianfungsi-dan-tujuan-pendidikan.html
Sumber bacaan
http://mangihot.blogspot.com/2016/12/pengertianfungsi-dan-tujuan-pendidikan.html
Komentar
Posting Komentar