GAME ONLINE
PENGARUH GAME ONLINE TERHADAP PSIKOLOGIS ANAK
Tanti Agustina Selvianti
Guru Inti Pusat Belajar Guru (PBG) Kab. Gowa
Internet merupakan teknologi
informasi yang sangat fenomenal belakangan ini. Tukar informasi dan jalinan
komunikasi kesegala penjuru makin mudah. Penggunanya pun hampir tak mengenal
batas usia. Salah satu layanan internet yang sedang ramai digunakan adalah game online. Game
online merupakan permainan elektronik melalui internet yang
saat ini sangat menjamur di masyarakat apalagi di kalangan remaja dan anak-anak.
. Pengaruh globalisasi ini sangat cepat
menyerang anak-anak yang sedang berada pada masa bermain, yang menjadi masalah
pada pembahasan ini adalah bukan tentang game online nya namun yang menjadi masalah
adalah ketergantungan pada aktivitas nge-games ini bagi sebagian anak, games online memiliki zat adiktif atau candu sehingga waktu anak
banyak dihabiskan untuk bermain game-online.
Menurut Hapsari (2010), fenomena game
online ini muncul sejak tahun 2000-an, yang banyak diminati masyarakat mulai
dari anak-anak seusia SD, SMP, Sekolah lanjutan, dan bahkan orang dewasa pun
kecanduan dengan game ini (Poetoe, 2012).
Fenomena
yang terjadi bahwa ternyata diantara siswa kita banyak yang salah arah
gara-gara mengkonsumsi internet atau game online tsb, sehingga mereka membolos
dari sekolah. Bahkan orangtua siswa pun tidak percaya kalau anaknya tidak masuk
sekolah, menurut informasi dari orang tua siswa bahwa setiap pagi mereka
berangkat dari rumah ke sekolah seharusnya tujuannya untuk belajar di sekolah namun
kenyataannya siswa tersebut nyangkut di warnet. Hal ini akan berimbas terhadap
kehadirannya di kelas dan nilainya , siswa yang sudah kecanduan ke warnet tidak
akan peduli dengan sekolahnya. Dinamakan kecanduan ketika aktivitas ini sudah sampai mengganggu aktivitas
lain, misal sudah tidak peduli dengan kehidupan di luar, nilai sekolah jeblok/tidak
tuntas, tidak mau lagi beraktivitas di kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan-ke
lainnya di sekolah. Phenomena inilah yang terjadi pada sebagian dari peserta
didik kita di sekolah.
Kecanduan game online ini memiliki dampak bagi psikologis anak. Jika anak
bermain game dengan bijak, tentu tidak akan memiliki pengaruh negatif yang
signifikan terhadap perkembangan anak, bahkan menurut Sampurno (2012) game
online dapat menjadi ajang melatih konsentrasi dan menurut Poetoe (2012)
menyebutkan bahwa game online dapat
membuat anak mahir menggunakan komputer atau gadged, yang menjadi masalah
adalah dampak game online yang
membuat anak menjadi kecanduan karena setelah anak kecanduan bermain game online anak dapat menghabiskan
sebagian besar waktunya di depan komputer/laptop sehingga menurut pandangan
psikologi, hal ini dapat menghambat perkembangan sosial anak.
Menurut Adam (2011) game-online akan mengurangi aktivitas positif yang seharusnya
dijalani oleh anak pada usia perkembangan mereka. Anak yang mengalami
ketergantungan pada aktivitas games, akan
mengurangi waktu belajar dan waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebaya
mereka. Jika ini berlangsung terus menerus dalam waktu lama, di pekirakan anak
akan menarik diri pada pergaulan sosial, tidak peka dengan lingkungan, bahkan
bisa membentuk kepribadian asosial, dimana anak tidak mempunyai kemampuan
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
Rachmat
(2012) menjelaskan bahwa kecanduan bermain game
online pada remaja dapat dilihat dari beberapa gejala yang muncul:
1)
Remaja bermain game online seharian, dan sering bermain
dalam jangka waktu yang lama (lebih dari tiga jam). Biasanya dalam satu minggu
remaja bisa menghabiskan waktu sekitar 30 jam.
2)
Remaja bermain game online untuk kesenangan, cenderung
seperti tak kenal lelah dan mudah tersinggung saat dilarang. Remaja yang
addicted tidak pernah menghiraukan larangan orang tua atau orang lain untuk
mengurangi intensitas bermain game online,
dan remaja cenderung berontak apabla dilarang untuk bermain game online.
3)
Mengorbankan kegiatan
sosial, dan tidak mau mengerjakan aktivitas lain. Para pemain game online dapat menghabiskan sebagian
besar waktunya hanya untk bermain game
online bisa dan tidak menghiraukan aktivitas lain yang penting baginya,
seperti makan, minum, berinteraksi dengan teman sebaya atau belajar.
4)
Ingin mengurangi
ketergantungan tapi tak bisa.
Seorang
remaja yang kecanduan bisa menghabiskan waktu sehari semalam berada pada suatu
warnet untuk bermain game online. Kecanduan
yang berlebihan terhadap game online
akan menyebabkan remaja menjadi sangat cemas jika tidak bermain
Terdapat faktor internal dan faktor
eksternal yang menyebabkan adiksi remaja terhadap game online. Faktor-faktor internal yang dapat menyebabkan
terjaadinya adiksi terhadap game online,
sebagai berikut:
1)
Keinginan yang kuat dari diri remaja untuk memperoleh
nilai yang tinggi dalam game online,
karena game online dirancang
sedemikian rupa agar gamer semakin penasaran dan semakin ingin memperoleh nilai
yang lebih tinggi.
2)
Rasa bosan yang dirasakan remaja ketika berada di
rumah atau di sekolah.
3)
Ketidakmampuan mengatur prioritas untuk mengerjakan
aktivitas penting lainnya juga menjadi penyebab timbulnya adiksi terhadap game online.
Sedang faktor-faktor eksternal yang
menyebabkan terjadinya kecanduan bermain game
online pada remaja, sebagai berikut:
1)
Lingkungan yang kurang terkontrol, karena melihat
teman-temannya yang lain banyak yang bermain game online
2)
Kurang
memiliki hubungan sosial yang baik, sehingga remaja memilih alternatif bermain
game sebagai aktivitas yang menyenangkan.
3)
Harapan orang tua yang melambung terhadap anaknya
untuk mengikuti berbagai kegiatan seperti kursus-kursus atau les-les, sehingga
kebutuhan primer anak, seperti kebersamaan, bermain dengan keluarga menjadi
terlupakan.
Adapun cara menanggulangi kecanduan game online adalah:
1). Mengakui jika kita memang kecanduan game online
Ketika kita mengetahui
bahwa kita kecanduan game online, hal pertama yang dilakukan adalah
menerimanya. Penerimaan pada situasi ini membutuhkan usaha keras, karena kita
harus mencoba untuk tidak menyangkalnya. Setelah bisa diterima situasi ini
dijamin langkah-lagkah selanjutya akan terasa lebih muda karena kita sudah
memikirkan solusinya.
2) Mengubah pola pikir
Yang dimaksud dengan
mengunah pola pikir adalah mulai serius memikirkan apa yang menjadi tujuan
jangja panjang kita. Dengan menetapkan target dari sekarang secara perlahan
kita akan menyadari bahwa bermain game online terus menerus justru dapat
menjadi penghalang untuk mencapai tujuan kita.
3). Membatasi waktu bermain
Untuk mengurangi kecanduan pada
game online maka kita tidak bisa melakukan hal ini dalam sekejap, namun kita
bisa mengurangi intensitas untuk bermain online secara bertahap misalnya, dari
kebiasaan bermain 20 jam seminggu menjadi 17 jam, kemudian berkurang lagi
menjadi 14 jam dan seterusnya hingga kita bisa mengatur intensitas bermain game
online dalam batas yang wajar.
4)
Mencoba hoby baru
Tanpa kita sadari di luar
sana banyak kegiatan positif yang biasa
kita lakukan yang dapat mengutungkan diri kita sendiri maupun orang lain.
Kegiatan positif ini bisa berupa berkebun, menulis, membaca, menggambar ataupun
berpartisipasi dalam kegiatan social yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga
tertentu.
5)
Mencoba terapy
Terapy ini berfungsi untuk
membantu orang memaknai apa yang mereka dapat dari kecanduannya terhadap hal tersebut, dan
mendorong mereka untuk melakukan kebiasaan baru yang lebih positif. Seperti
halnya pada kasus kecanduan game online, orang yang kecanduan game online akan
dibantu terapys untuk menganalisis bahwa kecanduan game online adalah bukan
suatu hal yang sulit dalam hidup mereka dan mendorong mereka untuk melakukan
hal-hal yang bermanfaat lainnya yang lebih positif.
..
Komentar
Posting Komentar