Bullying di Media Sosial
8 Praktik Bullying di Media Sosial
Oleh
Jumaena
Guru Inti Pusat Belajar Guru (PBG) Kab. Gowa
Perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi adalah dua hal yang tidak dapat dibendung kelajuannya. Dunia internet
telah merambah pada semua sendi kehidupan manusia. Memberikan dampak negatif
dan juga dampak positif. Dalam dunia
pendidikan, kemajuan teknologi seyogyanya diadaptasikan dalam proses
pembelajaran dan berharap memberikan perubahan perilaku dalam kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, serta teknologi pembelajaran. Tetapi dampak negatif
dalam dunia pendidikan pun tak dapat dihindari. Salah satu kasus yang sekarang
marak diperbincangkan adalah bullying atau
perundungan. Bully bukan hanya
terjadi di dunia nyata tetapi juga dunia maya. Kasus ini banyak terjadi tetapi
kadang kita tidak menyadari hal tersebut karena minimnya informasi dan
menganggapnya sudah biasa.
Kasus perundungan yang terjadi di media sosial (Cyberbullying) paling sering terjadi di
lingkungan remaja diusia sekolah, meskipun
tidak semua interaksi negatif online
atau di media sosial dapat dikatakan sebagai tindakan perundungan. Berikut ini,
akan dipaparkan 8 praktik online di
media sosial yang termasuk kasus perundungan yang sering dilakukan oleh remaja.
1.
Memperolok di media sosial
Memperolok
di media sosial dilakukan pem-bully
dengan mengirimkan berbagai pesan yang menyakiti, menghina, mengancam, dan
lain-lain.
Dari
berbagai sumber dipaparkan bahwa faktanya, kasus Audrey awalnya bermula dari
postingannya di media sosial yang dianggap menghina oleh pelaku. Kadang kala
orang yang menghina orang lain di media sosial tidak memiliki motif tertentu. Mungkin
awalnya hanya dijadikan bahan candaan atau olok-olokan, sekedar ingin pamer
bahwa dirinya lebih baik dari orang yang diolok-olok tersebut. Mereka bisa
mengatakan hal-hal yang buruk dan dengan mudah, mengintimidasi korbannya karena
mereka berada di belakang layar tanpa harus melihat akibat yang ditimbulkan
pada diri korban. Mereka tidak sadar bahwa hal tersebut membuat orang lain
merasa tidak nyaman. Hal itulah yang mungkin dirasakan pelaku perundungan pada
kasus Audrey.
2. Membuat
akun palsu
Kita
mungkin pernah menonton film Odd Girl Out
yang mengisahkan tentang seorang gadis yang ingin bunuh diri karena dibully oleh temanya melalui akun yang
sengaja dibuat hanya untuk merusak reputasinya. Kadang kita melihat penyebaran foto tidak
sopan oleh akun milik seseorang yang kenal dengan baik. Pelaku berpura-pura
menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik,
agar teman korban mengira bahwa status atau pesan tersebut adalah hasil asli
dari si korban. Jika kita tidak lihai melihat hal tersebut bisa saja kita
tertipu dan menganggap itu adalah ulah orang yang kita kenal, padaha hal
tersebut dilakukan oleh oknum untuk merusak reputasi sang pemilik akun yang
asli (akun diretas).
3. Menyebarkan
kabar bohong
Kabar
bohong atau hoax adalah contoh kasus
perundungan yang paling banyak kita temui. Salah satu media sosial yang paling
mudah menyebarkan kabar bohong adalah WhatsApp.
Aplikasi ini begitu mudah men-forward
pesan kesemua teman baik melalui group maupun melalui chat pribadi. Kadang kal kita dengan mudah menforward sebuah pesan karena menggangap
hal itu lucu, benar dan biasanya kata-katanya meyakinkan.
4. Mengubah
foto tidak semestinya
Pengiriman foto hasil editing, screenshot, atau video
secara online juga merupakan bagian
dari bullying online jika ternyata
hal tersebut menjadikan seseorang tersinggung atau tidak nyaman.
5. Pesan
teror
Mengganggu
dan mencemarkan nama baik seseorang secara intens sehingga membuat ketakutan
besar pada korbannya. Mengirimkan pesan-pesan gangguan pada e-mail, sms maupun pesan teks di
jejaring sosial yang dilakukan secara terus menerus juga bagian dari teror.
6. Perang
Kata-kata di dunia maya
Pesan menghasut tentang
korban, dan seringkali tidak relevan dengan topik yang dibicarakan di komunitas
online seperti forum, chatting,
blog, atau juga media sosial. Tujuan dari trolling ini adalah memprovokasi dan
memancing emosi para pengguna Internet lainnya terhadap korban.
7. Memperdaya
seseorang untuk melakukan sesuatu
Hal
seperti ini pun banyak kita jumpai di media sosial di Indonesia. Kita kadang
menemukan permintaan uang, permintaan pulsa atau membujuk seseorang dengan tipu
daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadinya, yang suatu saat bisa
dijadikan senjata untuk memeras atau mengancam.
8. Mengucilkan
seseorang dari grup daring
Mengucilkan
seseorang dari grup daring yang dilakukan dengan sengaja dan kejam misalnya mengeluarkan karena berbeda
pandangan bagian dari bullying.
Internet adalah salah satu media
global yang mampu memberikan beragam hiburan dan informasi untuk kebutuhan
manusia dalam memenuhi hasrat hidupnya seperti mencari informasi,
berkomunikasi, berinteraksi, edukasi, hiburan, dll. Jika ditelisik pemanfaatan media sering tidak
semestinya. Pada umumnya kasus Cyberbullying
terjadi pada remaja, hal ini disebabkan karena usia remaja adalah puncak
perkembangan emosi sehingga mudah menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat
dan temperamental (mudah tersinggung,
marah, sedih, dan murung).
Aktivitas
bullying online sering terjadi karena
alasan-alasan seperti:
-
Rasa
marah, sakit hati, balas dendam atau karena frustasi yang tidak tersalurkan.
-
Haus
akan kekuasaan dengan menonjolkan ego sehingga menyakiti orang lain.
-
Merasa
bosan dan memiliki kepandaian melakukan hacking.
Untuk hiburan semata agar dapat menertawakan atau mendapatkan reaksi.
-
Ketidaksengajaan,
misalnya berupa reaksi/komentar impulsive
dan emosional. Korban cyberbullying
pada umumnya mengalami masalah kesehatan secara fisik dan mental.
Salah satu hal yang dapat dilakukan
oleh tenaga pendidik untuk mencegah semakin maraknya aktivitas bullying online di lingkungan sekolah
adalah dengan membantu peserta didik mengenal media secara bijak (literasi
media). Media diperuntukkan sebagaimana seharusnya. Bersinergi bersama orangtua
untuk mengontrol akun media sosial milik para remaja. Menanamkan dan membawa
nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupan para peserta didik.
Komentar
Posting Komentar