MEMAHAMI GAYA BELAJAR GENERASI MILENIAL
MEMAHAMI GAYA BELAJAR
GENERASI MILENIAL
Labbiri, M.Pd.
Guru
Inti Pusat Belajar Guru (PBG) Gowa
Terciptanya iklim kelas yang kondusif,
tidak terlepas dari peran guru yang mampu menginspirasi dan mencerahkan
siswanya. Di tangan guru kreatif dan inspiratiflah akan tercetak dan tertoreh
generasi emas Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.
Di antara ciri-ciri pendidik abad 21
yang dirindukan kehadirannya adalah guru yang mempunyai visi, kepemimpinan,
model teladan, mampu berkolaborasi, mengambil risiko, menyesuaikan diri,
pembelajar sepanjang hayat, dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif.
Di era digital ini, siswa perlu
dibekali dengan keterampilan esensial abad 21, di antaranya meliputi terampil
mematuhi perintah Allah dan berakhlak mulia, terampil teknologi dan manajemen
informasi, terampil belajar, berfikir, dan berinovasi, terampil dengan
kecakapan hidup, berkarier, sosial, dan kesadaran global. Ciri-ciri
pembelajaran abad 21, antara lain komunikasi, (communication), pemikiran kritis (critical thinking skills), kolaborasi (collaboration), kreativitas (creativity).
Untuk mentransfer pengetahuan dan menanamkaan
sikap, serta keterampilan kepada siswa, maka guru perlu memahami karakteristik
gaya belajar generasi milenial. Gaya belajar yang dimaksudkan adalah cara
seseorang dalam menerima hasil belajar dengan tingkat penerimaan yang lebih
optimal.
Menurut DePorter dan Hernacki (2002),
gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi.
Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu
dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu
pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun
tuntutan dari mata pelajaran.
Setiap orang memiliki gaya belajar
masing-masing. Pengenalan gaya belajar sangat penting karena dengan mengetahui
gaya belajar setiap siswa, para guru dapat menerapkan strategi pembelajaran
yang tepat. Secara realita jenis gaya belajar seseorang merupakan kombinasi
dari beberapa gaya belajar.
Menurut Fleming dan Mills (1992) ada
tiga gaya belajar, yaitu: gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik.
Berikut penjabaran ketiga gaya belajar tersebut.
1. Gaya
Belajar Visual
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan
terlebih dahulu agar mereka paham. Ada beberapa karakteristik yang khas bagi
orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini:
-
Senantiasa
melihat bibir guru yang sedang mengajar
-
Menyukai
instruksi tertulis, foto dan ilustrasi untuk dilihat
-
Saat
petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman
lainnya baru dia sendiri bertindak
-
Cenderung
menggunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat
mengungkapkan sesuatu
-
Kurang
menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan
orang lain
-
Biasanya
tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan
-
Menyukai
diagram, kalender maupun grafik time line
untuk mengingat bagian peristiwa
-
Selalu
mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan belajar
-
Lebih
menyukai peragaan daripada penjelasan lisan
-
Biasanya
tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa
merasa terganggu
-
Mengorganisir
materi belajarnya dengan hati-hati
-
Berusaha
mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta
-
Mempelajari
materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan.
Untuk mengakomodasi gaya belajar ini,
guru sebaiknya menggambarkan informasi dalam bentuk peta, mind mapping, diagram, grafik, flow
chart dan simbol visual seperti panah, lingkaran, hierarki dan materi lain
untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat disampaikan dalam kata-kata.
Mengganti kata-kata dengan simbol atau gambar merupakan salah satu strategi
belajar.
Media
atau bahan yang dapat mengakomodir gaya belajar visual:
-
Guru
yang menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan
-
Media
gambar, video, poster dan sebagainya
-
Buku
yang banyak mencantumkan diagram atau gambar
-
Flow chart
-
Grafik
-
Menandai
bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna yang
berbeda
-
Simbol-simbol
visual.
2. Gaya Belajar Auditori
Gaya belajar auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar
seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap
informasi atau pengetahuan.
Artinya, siswa harus mendengar, baru
kemudian siswa bisa mengingat dan memahami informasi itu. Siswa dengan
modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, diskusi kelompok,
bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras
atau bicara kepada diri sendiri (monolog).
Karakteristik
gaya belajar auditori yaitu :
-
Mampu
mengingat dengan baik apa yang mereka katakan maupun yang orang lain sampaikan
-
Mengingat
dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan
mengulang-ulang kalimat
-
Sangat
menyukai diskusi kelompok
-
Menyukai
diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang mereka pahami
-
Mampu
menginngat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas
-
Mengenal
banyak sekali lagu atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan
komplit
-
Suka
berbicara
-
Kurang
suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca yang baik)
-
Kurang
dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
-
Kurang
dalam mengerjakan tugas mengarang atau menulis
-
Kurang
memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya seperti : hadirnya anak
baru, adanya papan pengumuman yang baru dsb.
-
Sukar
bekerja dengan tenang tanpa menimbulkan suara
-
Mudah
terganggu konsentrasi karena suara dan juga susah berkonsentrasi bila tidak ada
suara sama sekali.
Media
atau bahan yang cocok
-
Menghadiri
kelas diskusi
-
Membahas
suatu topik bersama dengan teman
-
Membahas
suatu topik bersama dengan guru
-
Menjelaskan
ide-ide baru kepada orang lain
-
Menggunakan
perekam
-
Mengingat
cerita, contoh atau lelucon yang menarik
-
Menjelaskan
bahan yang didapat secara visual (gambar, power point dsb.)
Strategi
belajar yang disarankan:
-
Catatan
yang dibuat mungkin sangat tidak memadai. Tambahkan informasi yang didapat
dengan cara berbicara dengan orang lain dan mengumpulkan catatan dari buku.
-
Rekam
ringkasan dari catatan yang dibuat dan dengarkan rekaman tersebut
-
Minta
orang lain untuk mendengar pemahaman yang diterima mengenai suatu topik
-
Baca
buku atau catatan dengan suara nyaring.
3.
Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan
individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu
agar ia bisa mengingatnya. Gaya belajar ini mencakup demonstrasi, simulasi,
video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan studi
kasus, latihan dan aplikasi.
Karakteristik
gaya belajar kinestetik adalah sebagai berikut:
-
Suka
menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya
-
Sulit
untuk berdiam diri
-
Suka
mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan
-
Biasanya
memiliki koordinasi tubuh yang baik
-
Suka
menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar
-
Mempelajari
hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta dsb.)
-
Mengingat
secara baik bila secara fisik terlibat aktif dalam proses pembelajaran
-
Menikmati
kesempatan untuk menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran
-
Sering
berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa memanfaatkan hasil
catatan tersebut
-
Menyukai
penggunaan komputer
-
Mengungkapkan
minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik dengan bekerja secara
antusias
-
Sulit
apabila diminta untuk berdiam diri atau berada di suatu tempat untuk beberapa
lama tanpa aktifitas fisik
-
Sering
bermain-main dengan benda di sekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan
sesuatu.
-
Menggunakan
seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap,
penciuman, pendengaran
-
Laboratorium
-
Kunjungan
lapangan
-
Pembicara
yang memberikan contoh kehidupan nyata
-
Pengaplikasian
-
Pameran,
sampel, fotografi
-
Koleksi berbagai macam tumbuhan, serangga dan
sebagainya.
Strategi
belajar yang dapat mengakomodir gaya belajar kinestetik adalah:
-
Mengingat
kejadian nyata yang terjadi
-
Masukan
berbagai macam contoh untuk memudahkan dalam mengingat konsep
-
Menggunakan
benda-benda untuk mengilustrasikan ide
-
Melakukan
eksperimen dalam laboratorium
-
Mengingat
kembali mengenai eksperimen, kunjungan lapangan dan sebagainya.
Dengan mengetahui karakteristik gaya
belajar siswa, maka guru milenial dapat mengakomodir kebutuhan siswa dengan tepat
sasaran dan tepat guna. Sehingga, tujuan pembelajaran yakni melahirkan generasi
cerdas, terampil, dan berkarakter akan lebih mudah untuk dicapai. Semoga.
Tulisan yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi seorang pendidik sejati...selalu terkesan dengan tulisan-tulisan dari Bapak guru hebat yang satu ini...
BalasHapusTerima kasih tulisannya Pak Labiri semoga makin memacu semua pendidik untuk makin percaya diri dengan keberagaman yang mereka temui di kelas.
BalasHapus