PENDIDIKAN KARAKTER JAMAN MILENIAL
PENDIDIKAN KARAKTER JAMAN MILENIAL
Tanti Agustina Selvianti
Guru Inti Pusat Belajar Guru (PBG) Kab. Gowa
Pendidikan merupakan faktor penting dalam
kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat esensial
dalam membina karakter manusia, memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
kebudayaannya. Manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia yang mempunyai keseimbangan
lahir dan bathin (Soedjatmoko), dengan demikian dalam membentuk manusia.
Indonesia yang utuh dan berkualitas maka yang paling diutamakan adalah kualitas
iman dan taqwa. Dalam arti pembinaan terhadap aspek spiritual lebih
diutamakan dari aspek lainnya, wahana
yang paling tepat adalah melalui upaya pendidikan terutama pendidikan dalam
keluarga.
Pendidikan pertama yang dialami oleh setiap anak
adalah pendidikan dalam keluarga, yakni melalui komunikasi antara orang tua dan
anak, berupa bimbingan dan pengarahan yang berisi nilai-nilai yang menjadi
landasan bagi proses pendidikan selanjutnya.
Pendidikan keluarga sangat berperan dalam membentuk
karakter setiap anak, karena pendidikan dalam keluarga merupakan komunikasi timbal
balik antara orangtua dengan anak melalui pembinaan bahasa, memberikan
keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup nilai-nilai moral dan aturan-aturan
serta pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan
bermasyarakat.
. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu
kepada serangkaian sikap (attitudes),
perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.
Menurut Imam al-Ghazali: karakter
seseorang tampak terutama dalam respon-spontan orang itu terhadap sesuatu. Jadi secara garis besarnya karakter merupakan sesuatu yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Orang yang perilakunya
sesuai dengan norma-norma disebut berkarakter mulia.
Namun hal yang tidak bisa kita pungkiri adalah
ditemukannya siswa-siswi kita yang berperilaku tidak menunjukkan nilai-nilai
karakter. Sikap yang kurang menghargai gurunya seperti budaya (appatabe,) sudah jarang ditemukan, perkataan
yang tidak santun, berbicara dengan guru seakan-akan berbicara dengan temannya
dengan gaya sedemikian rupa, perbuatan atau perilaku yang kurang bermoral yaitu
ketika siswa siswi kita sudah melawan terhadap guru di ruang kelasnya.
Siapakah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
karakter anak-anak kita? Pendidikan yang pertama dan paling utama yang
anak-anak kita dapatkan adalah pendidikan di dalam keluarga. Pendidikan seperti
apapun yang mereka temukan di dalam keluarga, maka itulah yang berimbas di
lingkungan mana mereka berada.
Pendidikan karakter di
sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga, dimana pendidikan
itu harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar, yang selanjutnya
dikembangkan menjadi nilai-nilai yang lebih banyak atau lebih tinggi (yang
bersifat tidak absolut atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi,
dan lingkungan sekolah itu sendiri. Menurut para ahli psikolog, beberapa nilai
karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaan-Nya (alam dengan
isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan
kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, keadilan
dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta
persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari:
dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab;
kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya
integritas.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan
bahwa karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan lingkungan
Menyadari pentingnya pendidikan
karakter jaman milenial, dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan
intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan
formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang,
yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat, seperti perkelahian massal
dan berbagai kasus moral lainnya. Bahkan di kota-kota besar tertentu, gejala
tersebut telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu,
lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda
diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta
didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.
Agar peserta didik
memiliki karakter mulia sesuai norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya,
dan adat istiadat, maka perlu dilakukan pendidikan karakter jaman milenial secara
memadai. Menurut Mochtar Buchori (2007),
pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara
kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai
secara nyata. Pendidikan karakter yang ada perlu segera dikaji, dan dicari
altenatif-alternatif solusinya serta perlu dikembangkannya secara lebih
operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Kegiatan pembinaan
kesiswaan yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media
yang potensial untuk pendidikan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta
didik. Kegiatan pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan
oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan
di sekolah. Melalui kegiatan pembinaan kesiswaan diharapkan dapat mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta
didik.
Tulisan yg sangat menginspirasi...Pendidikan keluarga memang pondasi utama pembentukan karakter anak.
BalasHapusMenginspirasi
BalasHapus#hebat
Terima kasih bu...tulisan yang mencerahkan
BalasHapusLuar biasa..trimakasih bu..sangat menginspirasi
BalasHapus👍👍
BalasHapus